Panas dan
Dingin
Panas
adalah salah satu bentuk energi terpenting di dunia. Tanpa panas Matahari,
kehidupan tidak akan ada di Bumi. Jika tak ada api, kita tak akan bisa
menghangatkan diri atau memasak, apalagi mengemudi mobil atau meluncurkan roket
ke angkasa. Namun, dingin juga penting banyak makhluk hidup hanya dapat hidup
di iklim beku, dan kita pun terkadang perlu dingin, seperti untuk mengawetkan
makanan. Akan tetapi, panas dan dingin tidaklah mutlak. Gunung es bisa dianggap
panas dibanding nol mutlak-suhu terendah teoritis-sementara musim panas di Bumi
sangat dingin jika dibandingkan dengan inti Matahari yang panas.
Nol
Mutlak
Bayangkan
jika kamu dapat mendinginkan es batu hingga semua molekul di dalamnya berhenti
bergerak pada titik ini, es tidak mengandung energi panas sama sekali. Suhu ini
disebut nol mutlak dan setara dengan -273oC. Nol mutlak hanyalah
suhu teoritis. Sejauh ini, suhu ini belum pernah tercapai, tetapi para ilmuwan
telah berusaha mencapainya meskipun beum membuahkan hasil.
Apakah itu energi panas?
Bila kamu dapat melihat
molekul-molekul air dalam secangkir kopi panas, mereka akan melejit ke
sana-kemari, saling bertabrakan seperti mobil senggol. Benda panas memiliki
energi panas karena kecepatan gerak atom atau molekulnya. Pada benda dingin,
atom atau molekul bergerak lebih lambat sehingga memiliki lebih sedkit energi
panas.
Pembekuan
Makanan
menjadi rusak karena bakteri berkembang biak di dalamnya dan menyebabkan
pembusukan. Pada musim panas yang terik, bakteri berbiak dengan cepat sehingga
makanan lebih cepat rusak. Untuk memperlambat pertumbuhan bakteri, makanan
harus dibekukkan. Semakin dingin suhu suatu benda, semakin tahan lama. Kita
memasak makanan untuk alasan yang sama-suhu tingggi membunuh bakteri berbahaya
sehingga makanan lebih aman untuk di santap
Angin Dingin
Sewaktu bertiup, angin membawa
energi panas dari tubuh kita dengan lebih cepat, sehingga suhu tubuh kita turun
dan terasa lebih dingin. Semakin kencang tiupan angin, kita akan merasa semakin
dingin-bahkan ketika suhu tidak berubah. Pada musim dingin, ketika suhu sangat
dingin dan angin kencang bertiup, suhu akan terasa 20 derajat lebih rendah dan
es terbentuk jauh lebih cepat. Efek ini disebut windchill.
Merah
Membara
Perapian
dan tungku melepaskan cahaya serta panas. Ketika dipanaskan hingga kira-kira
1.000oC, baja menyala merah membara. Ketika menyerap panas dari api,
atomatom dalam baja melepaskan energi radiasi elektromagnetik yang sebagian
memancar ke mata kira sebagai cahaya merah dan kuning. Kita dapat merasakan
sisa energinya pada kulit kita sebagai sejenis “cahaya tak kasat mata” yang
disebut radiasi inframerah.
Bagaimana mengukur panas?
Sewaktu
benda memanas, atom-atom dan molekul-molekulnya bergerak lebih cepat dan
suhunya meningkat. Suhu adalah ukuran seberapa cepat atom-atom bergerak. Termometer,
seperti lembaran kristal cair pada gambar di samping, menunjukkan suhu suatu benda
dengan segera. Kecuali saat sakit, tubuh kita hampir selalu bersuhu sama, 37oC.
Panas
Gurun
Salah satu tempat terpanas di Bumi
adalah Death Valley, California, di AS, yang suhu musim panasnya bisa mencapai
54oC. Lembah ini menjadi panas karena sangat dalam: beberapa bagian
86 m di bawah permukaan laut. Pegunungannya yang menjulang tinggi menahan panas
Matahari dan menyalurkannya ke dasar lembah. Namun, ketika malam, sewaktu
energi matahari menghilang, lembah itu segera menjadi dingin.
Seberapa
panaskah gunung es?
Gunung es
mengandung lebih banyak energi panas daripada secangkir kopi panas. Walaupun suhunya
lebih dingin, gunung es mengandung lebih banyak molekul air yang masih
mengandung energi panas. Bila dijumlah, seluruh molekul es dingin dan lambatnya
mengandung lebih banyak panas karena jumlahnya lebih besar
Pembuangan Roket
Enjin Pesawat Ulang-Alik menghasilkan
panas dari dingin. Bahan bakar hidrogen disimpan sebagai zat cair dingin
bersuhu -252oC, tetapi lalu dengan cepat memanas hingga lebih dari
3.300oC. pesawat Ulang-Alik menggunakan 100 ton hidrogen cair
sekitar 8 menit, dan mencapai kecepatan 70 kali lipat mobil balap agar dapat
meluncur menuju antariksa
No comments:
Post a Comment