Golongan Darah
Pada
tahun 1990 Karl Landsteiner adalah seorang ilmuwan Austria keturunan
Yahudi. Beliau menemukan bahwa darah manusia terbagi menjadi 4 golongan darah,
yaitu A, B, AB, dan O. Penggolongan ini didasarkan pada ada tidaknya antigen
dalam sel darah merah dan ada tidaknya antibodi dalam plasma
darah seseorang.
Antigen atau
disebut juga aglutinogen adalah protein dalam sel darah yang
membuat sel peka terhadap aglutinasi (penggumpalan darah). Aglutinogen dapat
digumpalkan oleh Antibodi atau Aglutinin.
Aglutinogen bersifat menurun dan tetap sepanjang hidup seseorang. Aglutinogen
ada dua jenis, yaitu aglutinogen A dan
aglutinogen B.
Antibodi atau yang
disebut juga antiglutinogen atau aglutinin adalah
protein di dalam plasma darah yang dapat menggumpalkan Aglutinogen.
Aglutinin ada dua jenis, yaitu aglutinin α (serum
anti-A) dan aglutinin β (serum
anti-B).
Seseorang
yang kehilangan banyak darah, misalnya karena mengalami kecalakaan atau
operasi, akan membutuhkan darah dari orang lain. Darah dari orang lain harus
sesuai dengan golongan darahnya. Jika darah yang masuk ke dalam tubuh seseorang
mengantung antigen dan antibodi yang tidak sesuai,
darah akan mengalami penggumpalan (aglutinasi).
Golongan
darah seseorang dapat ditentukan dengan melihat ada atau tidaknya Antigen
dan Antibodi. Dari perlakuan tersebut dapat ditentukan pembagian
darah sebagai berikut.
a. Golongan
darah A, darahnya mengandung Antigen A dan
Antibodi β.
b. Golongan
darah B, darahnya mengandung Antigen B dan
Antibodi α.
c. Golongan
darah AB, darahnya mengandung Antigen A dan B, serta tidak mengandung Antibodi α maupun β.
d. Golongan
darah O, darahnya tidak mengandung Antigen A dan B, serta hanya mengandung Antibodi α dan β.
Darah seseorang dapat diberikan atau dipindahkan kepada orang lain melalui proses yang disebut transfusi darah. Proses transfusi darah pada umumnya hanya dilakukan antara donor (pemberi darah) dan resipien (penerima darah). Antara darah yang didonorkan dan darah resipien harus cocok karena jika tidak cocok, maka darah resipien akan menolak darah donor yang ditandai dengan terjadinya penggumpalan. Perhatikan pada tabel berikut ini.
Ket : (+) = terjadi penggumpalan (-)
= tidak terjadi penggumpalan
Atau
Golongan
darah O dapat memberikan darahnya ke semua golongan darah yang lain sehingga
disebut donor universal. Sebaliknya, golongan darah AB dapat
menerima darah dari semua golongan darah sehingga disebut resipien
universal. Walaupun golongan darah O merupakan donor universal dan
golongan darah AB merupakan resipien universal, sebaiknya transfusi dilakukan
dengan golongan darah yang sama. Artinya, golongan darah A untuk golongan darah
A, golongan darah B untuk golongan darah B, dan lainnya.
No comments:
Post a Comment